RAMADHAN DI PT ACCESSINA
Ramadhan di PT Accesina: Antara Tanggung Jawab dan Keberkahan
Bulan Ramadhan selalu menjadi momen yang dinanti oleh para pekerja di PT Accesina, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang keselamatan dan kesehatan kerja (safety). Sebagai perusahaan yang fokus pada keselamatan, mereka memiliki tim khusus yang bertanggung jawab memastikan bahwa setiap pekerja mematuhi prosedur keamanan di lokasi kerja.
Bagi Arman, seorang Safety Officer di PT Accesina, Ramadhan kali ini terasa lebih istimewa. Selain karena ini adalah tahun pertamanya bekerja di perusahaan tersebut, ia juga memiliki tekad untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah meskipun pekerjaannya menuntut kewaspadaan tinggi.
Tantangan Puasa di Lapangan
Setiap pagi, Arman tiba di kantor lebih awal untuk mengikuti briefing keselamatan sebelum pekerja mulai aktivitas mereka. "Keselamatan adalah prioritas utama kita," katanya kepada tim. "Meskipun kita sedang berpuasa, kita tidak boleh lengah."
Bekerja di bidang safety selama Ramadhan memang memiliki tantangan tersendiri. Banyak pekerja mengalami kelelahan lebih cepat, terutama mereka yang bertugas di lapangan. Cuaca yang panas dan aktivitas fisik yang tinggi sering kali membuat mereka merasa lemas. Oleh karena itu, Arman dan timnya harus lebih waspada terhadap potensi kecelakaan akibat kelelahan.
Salah satu langkah yang dilakukan PT Accesina adalah mengatur ulang jam kerja agar para pekerja bisa lebih produktif tanpa mengorbankan kesehatan mereka. Misalnya, pekerjaan berat dijadwalkan di pagi hari ketika tenaga masih optimal, sementara tugas-tugas yang lebih ringan dilakukan mendekati waktu berbuka.
Momen Kebersamaan di Bulan Ramadhan
Di tengah kesibukan memastikan keselamatan kerja, PT Accesina juga tidak melupakan sisi spiritual dan sosial bulan Ramadhan. Setiap sore, mereka mengadakan kajian singkat di musala perusahaan. Para karyawan berkumpul, mendengarkan ceramah dari ustaz yang diundang, dan berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka menjalani puasa sambil bekerja.
"Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang menahan diri dari hal-hal yang bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain," ujar Ustaz Rahmat dalam salah satu kajian. Kata-kata itu begitu membekas di benak Arman. Ia merasa bahwa pekerjaannya sebagai Safety Officer memiliki makna yang lebih dalam selama Ramadhan—bukan hanya menjaga keselamatan fisik para pekerja, tetapi juga mengingatkan mereka akan pentingnya menjaga diri dari hal-hal yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
Ketika waktu berbuka tiba, suasana kehangatan begitu terasa. Perusahaan menyediakan takjil dan makanan berbuka untuk semua karyawan. Di ruang makan bersama, para pekerja dari berbagai divisi berkumpul, bercanda, dan berbagi cerita. Tidak ada sekat antara atasan dan bawahan, semua menikmati kebersamaan dalam suasana penuh kekeluargaan.
Ujian di Malam Lailatul Qadar
Menjelang akhir Ramadhan, Arman menghadapi ujian yang menguji kesabarannya. Suatu malam, ia mendapat panggilan darurat bahwa telah terjadi insiden kecil di lokasi kerja. Seorang pekerja hampir terjatuh dari tangga karena kurangnya fokus akibat kelelahan.
Meskipun sedang bersiap untuk pergi ke masjid guna mencari keberkahan Lailatul Qadar, Arman segera bergegas ke lokasi untuk menangani situasi. Ia memastikan bahwa pekerja tersebut tidak mengalami cedera serius dan segera mengingatkan timnya tentang pentingnya istirahat yang cukup selama puasa.
Saat perjalanan pulang, Arman merenung. Ia sadar bahwa ibadah tidak selalu harus dilakukan di masjid; pekerjaannya yang memastikan keselamatan orang lain juga merupakan bentuk ibadah. Dalam hati, ia berdoa semoga semua pekerja di PT Accesina selalu diberi keselamatan dan kesehatan, terutama di bulan penuh berkah ini.
Lebaran dan Harapan Baru
Akhirnya, Ramadhan pun berlalu, dan hari kemenangan tiba. Di hari Idulfitri, seluruh karyawan PT Accesina berkumpul untuk bersilaturahmi. Tidak ada lagi sekat antara pekerja lapangan dan manajemen; semua saling memaafkan dan berbagi kebahagiaan.
Bagi Arman, Ramadhan di PT Accesina bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang belajar kesabaran, tanggung jawab, dan arti kebersamaan. Ia merasa semakin bersyukur atas pekerjaannya, yang bukan hanya mencari nafkah, tetapi juga melindungi nyawa orang lain.
Dengan semangat baru, ia bertekad untuk terus bekerja dengan penuh dedikasi, tidak hanya sebagai seorang pekerja, tetapi juga sebagai seseorang yang menjalankan amanah dengan hati. Karena baginya, keselamatan bukan hanya urusan perusahaan—melainkan juga bagian dari nilai kehidupan yang diajarkan oleh Ramadhan.
Komentar
Posting Komentar